Telegraf – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan hampir 100 orang tewas akibat serangan terhadap layanan kesehatan Ukraina. Seperti dilaporkan AFP, Rabu (24/08/2022), ada 473 serangan terverifikasi terhadap perawatan kesehatan di Ukraina sejak Rusia menginvasi enam bulan lalu.
Kepala WHO Eropa Hans Kluge menyebut serangan itu “tidak masuk akal.” Selain 98 orang yang diketahui tewas dalam serangan terverifikasi terhadap perawatan kesehatan, setidaknya 134 orang lainnya terluka.
Hampir 400 serangan menghantam fasilitas kesehatan. Puluhan serangan melanda sarana transportasi, termasuk ambulans, sementara gudang, persediaan, personel, dan kamar pasien juga rusak.
Jarno Habicht, dari WHO perwakilan di Ukraina, mengatakan jumlah serangan terhadap perawatan kesehatan belum pernah terjadi sebelum invasi Rusia.
“Serangan-serangan ini tidak hanya merupakan pelanggaran hukum internasional, tetapi juga merupakan penghalang bagi banyak orang yang membutuhkan perawatan kesehatan selama perang,” katanya kepada wartawan di Jenewa, melalui tautan video dari satu bunker di Dnipro.
“Meskipun perang memiliki dampak yang menghancurkan pada kesehatan dan kehidupan rakyat Ukraina, sistem kesehatan seharusnya tidak runtuh,” kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Tetapi tidak ada sistem yang dapat memberikan kesehatan yang optimal kepada rakyatnya di bawah tekanan perang, itulah sebabnya kami terus menyerukan kepada Federasi Rusia untuk mengakhiri perang ini,” ungkap Tedros.
Menurut WHO, jenis serangan di Ukraina ini telah membunuh dan melukai warga sipil dan penyedia layanan kesehatan. Serangan telah menghancurkan fasilitas perawatan bagi orang-orang yang paling membutuhkannya.
Lebih jauh, Kluge memberi penghormatan kepada “upaya heroik penyedia kesehatan terlepas dari penderitaan pribadi mereka sendiri.”
Yevheniia Filipenko, duta besar Ukraina untuk PBB di Jenewa, mengatakan bahwa 19 dari 20 rudal yang menghantam negara itu dalam enam bulan terakhir telah mengenai sasaran sipil.
“Bukan hanya institusi kesehatan tetapi bangunan tempat tinggal yang menjadi sasaran. Tingkat kerusakan dan kehancurannya luar biasa,” imbuhnya.