William Yani, Budaya Wayang Kulit Harus Dilestarikan dan Dipertahankan

William Yani, Budaya Wayang Kulit Harus Dilestarikan dan Dipertahankan

Telegraf, Jakarta – Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta fraksi PDI Perjuangan William Yani, SH., CLA mengajak masyarakat untuk melestarikan budaya pagelaran wayang kulit, karena merupakan ciri khas budaya yang harus dipertahankan. Sosok yang pernah menjabat Ketua DPD KSPSI DKI Jakarta ini menjelaskan, wayang tidak bisa dilepaskan dari penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan wayang kulitnya, dan Jawa Barat dengan wayang golek ujarnya pada saat ditemui di acara pagelaran wayang kulit semalam di lapangan rindam pasar rebo (1/4/2017).

Menurutnya, dalam pewayangan mengajarkan kita dua sisi watak manusia dan kepribadian manusia yang baik dan yang buruk, dimana pada akhirnya kebaikanlah yang akan keluar sebagai pemenang. Willy menambahkan, dalam wayang terdapat silih sindir, sindang siloka, dan sasmita. Artinya, seluruh nilai ke-Islaman dibuat dalam bahasa halus.

Bacaan Lainnya

“Bisa bersifat sindiran, ajakan, dan perumpamaan yang dikembangkan dalam kehalusan budi pekerti orang Indonesia. Mengajak tapi tidak seperti mengajak, menyindir tapi tidak seperti menyindir,” tuturnya. Kehalusan wayang membuat Islam berkembang di Indonesia tanpa kekerasan dan konflik.

Tidak jauh berbeda dengan penolakan terhadap pemimpin yang tidak seiman baginya mencerminkan orang tersebut gagal paham soal wayang dan perkembangan Islam di Nusantara. “Saya melihatnya ada upaya adu domba juga,” tutupnya sambil tersenyum.

Politisi PDI Perjuangan ini juga mengatakan, Pagelaran wayang merupakan momentum untuk menguatkan kepribadian dan kebudayaan bangsa yang terus bergerak dan diharapkan memberi motivasi kepada kita dalam melakukan revolusi mental.

Sementara itu, Dalang Degleng, Ki Dr. Ir. H. Warseno Slenk mengapresiasi kehadiran Bapak Djarot Syaifuloh Hidayat Wakil Gubernur DKI Jakarta, dan juga Bapak Hasto Kristanto selaku Sekjend PDI Perjuangan. Tampak hadir Bapak Dwi Rio Sambodo Ketua DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur, serta dihadiri Bupati dari Klaten Jawa Tengah Bapak Sunarno dan Ibu Eva Bupati dari Lampung yang menyaksikan pagelaran wayang kulit secara langsung.

Menurutnya, kebanyakan pemimpin hanya mencari simpati masyarakat yang hanya datang memberikan bantuan lalu pulang. “Tapi para anggota dewan dari PDIP ini tidak demikian mereka juga ikut menikmati pementasan kami bahkan hingga jam 2 pagi, dan inilah pemimpin yang mengerti budaya seperti yang kami inginkan,”tuturnya.

Dirinya juga berharap, budaya wayang kulit ini terus dilestarikan dan terus dikenal oleh anak cucu kita karena wayang kulit bagaikan telur dari kebudayaan itu sendiri dengan Wayang kita bisa berbicara banyak hal. Baik itu konsep sosial, konsep relijius, maupun kehidupan wayang itu sendiri. Banyak hal bisa dieksplor dari wayang dengan lebih bebas.

Dari pantauan, pagelaran wayang kulit ini dihadiri ratusan masyarakat pasar rebo dan sekitarannya. (red)

Photo Credit : PDIP Pasar Rebo


Pos terkait