GATRAMEDIA.COM – Generasi Z, atau yang lebih dikenal dengan Gen Z, adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dan sekarang mulai memasuki usia produktif, termasuk dalam dunia politik.
Dalam Pilkada 2024, Gen Z di Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan baru yang bisa mengubah jalannya pemilihan di berbagai daerah.
Kehadiran mereka tidak hanya penting karena jumlahnya yang besar, tetapi juga karena pola pikir, nilai-nilai, dan harapan mereka yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya.
Sebagai generasi yang tumbuh dengan teknologi dan informasi yang serba cepat, Gen Z punya pengaruh yang signifikan dalam membentuk opini publik dan arah kebijakan politik di masa depan.
Peran penting Gen Z dalam Pilkada 2024, dengan mengacu pada data statistik, hasil penelitian, serta bagaimana sudut pandang dan gaya hidup mereka mempengaruhi politik lokal di Indonesia.
1. Generasi yang Mendominasi Pemilih Muda
Pada tahun 2024, Gen Z akan memasuki masa-masa paling penting dalam hidup mereka.
Banyak dari mereka akan mencapai usia 17-27 tahun, usia di mana mereka menjadi pemilih yang sah dalam Pilkada maupun Pemilu.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), diperkirakan sekitar 25% dari total populasi Indonesia pada tahun 2024 adalah Gen Z.
Ini menjadikan mereka sebagai kelompok pemilih yang sangat berpengaruh.
Statistik ini menunjukkan betapa besarnya potensi suara dari Gen Z.
Jika generasi ini bisa diberdayakan dan diarahkan dengan tepat, mereka dapat menjadi penentu kemenangan dalam Pilkada.
Sebagai kelompok yang lebih melek teknologi dan aktif di media sosial, suara mereka memiliki kekuatan untuk menyebarkan pesan politik lebih cepat daripada sebelumnya.
Tidak heran, partai politik dan kandidat mulai gencar menyasar Gen Z dalam kampanye-kampanye mereka.
2. Apa yang Diinginkan Gen Z? Harapan Mereka di Dunia Politik
Generasi Z dikenal sebagai generasi yang peduli pada isu-isu sosial, lingkungan, dan keadilan.
Mereka juga cenderung lebih kritis terhadap isu-isu yang menyangkut kebebasan berekspresi, kesetaraan gender, dan hak-hak minoritas.
Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Gen Z lebih sensitif terhadap perubahan iklim, pemerintahan yang bersih, dan transparansi di dunia politik.
Menurut survei dari World Economic Forum, 60% dari Gen Z global peduli terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim.
Dalam konteks Pilkada 2024, ini berarti calon-calon pemimpin daerah yang peduli terhadap lingkungan dan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan kemungkinan besar akan mendapat simpati dari pemilih muda ini. Gen Z tidak tertarik pada janji-janji kosong; mereka menginginkan bukti nyata dan langkah konkret dalam menangani masalah lingkungan, korupsi, serta pemerataan pembangunan.
Selain itu, political inclusivity atau inklusivitas politik juga menjadi hal penting bagi Gen Z.
Mereka menginginkan para pemimpin yang terbuka terhadap berbagai perbedaan, baik itu perbedaan agama, suku, gender, maupun orientasi seksual.
Mereka ingin melihat pemimpin yang berani dan mau berdiri untuk keadilan sosial, bukan hanya orang yang bermain aman dalam retorika tradisional.
3. Peran Media Sosial dalam Pengaruh Politik Gen Z
Tidak bisa dipungkiri, Gen Z adalah generasi yang sangat bergantung pada media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan YouTube menjadi sumber utama informasi mereka, termasuk dalam hal politik.
Survei dari We Are Social pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 98% pengguna internet di Indonesia yang berusia 16-24 tahun aktif di media sosial, dengan rata-rata waktu penggunaan mencapai 3-4 jam per hari.
Gen Z cenderung lebih tertarik pada konten politik yang interaktif, visual, dan mudah diakses. Kampanye politik tradisional, seperti iklan di TV atau koran, mungkin tidak akan terlalu efektif dalam menjangkau mereka.
Sebaliknya, influencer politik di media sosial, konten TikTok yang singkat namun informatif, atau kampanye viral yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka lebih mungkin menarik perhatian.
Sebagai contoh, pada Pilkada sebelumnya, beberapa kandidat berhasil memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan popularitas mereka di kalangan anak muda.
Kandidat yang tampil otentik, transparan, dan bisa berkomunikasi langsung dengan pengikut mereka sering kali mendapat respon positif.
Pada Pilkada 2024, media sosial akan terus menjadi medan pertempuran utama untuk mendapatkan dukungan dari Gen Z.
4. Isu-isu Utama yang Menarik Gen Z di Pilkada 2024
Ada beberapa isu yang sangat relevan bagi Gen Z dan diperkirakan akan menjadi faktor utama dalam mempengaruhi pilihan mereka di Pilkada 2024. Beberapa di antaranya adalah:
a. Lingkungan dan Perubahan Iklim
Seperti yang disebutkan sebelumnya, masalah lingkungan adalah salah satu isu paling mendesak bagi Gen Z.
Survei dari Yale Program on Climate Change Communication menunjukkan bahwa 75% dari anak muda Indonesia percaya bahwa pemerintah perlu bertindak lebih cepat dalam menangani perubahan iklim.
Gen Z mengharapkan calon pemimpin yang memiliki program yang jelas dalam mengatasi masalah polusi, deforestasi, dan penggunaan energi terbarukan.
b. Kesehatan Mental dan Pendidikan
Pandemi COVID-19 telah meningkatkan kesadaran Gen Z akan pentingnya kesehatan mental.
Menurut survei dari McKinsey & Company, 42% dari generasi muda Indonesia mengalami peningkatan kecemasan dan stres selama pandemi.
Mereka berharap pemimpin daerah bisa menyediakan fasilitas kesehatan mental yang lebih baik, serta akses yang lebih mudah dan terjangkau.
Selain itu, pendidikan yang berkualitas dan merata juga menjadi salah satu perhatian utama.
Gen Z ingin melihat reformasi dalam sistem pendidikan, termasuk peningkatan kualitas guru, akses ke teknologi pendidikan, dan kurikulum yang relevan dengan dunia kerja di masa depan.
c. Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia
Gen Z memiliki kesadaran yang tinggi terhadap isu-isu kesetaraan.
Mereka ingin melihat kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, hak-hak LGBTQ+, serta keadilan bagi kelompok minoritas.
Survei yang dilakukan oleh Harvard University’s Institute of Politics menunjukkan bahwa 70% dari Gen Z global mendukung kebijakan yang inklusif dan menentang diskriminasi dalam bentuk apa pun.
Kandidat yang memiliki rekam jejak dalam mendukung hak asasi manusia dan kesetaraan gender cenderung akan lebih disukai oleh pemilih muda.
5. Gen Z dan Tantangan Berpartisipasi di Politik Lokal
Meskipun Gen Z memiliki pandangan yang kuat terhadap berbagai isu, tantangan terbesar bagi mereka adalah keterlibatan aktif dalam politik lokal.
Data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pemilih muda di Pilkada 2020 hanya sekitar 55%, lebih rendah dibandingkan kelompok usia yang lebih tua.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi adalah rasa apatis dan ketidakpercayaan terhadap politik.
Banyak dari mereka yang merasa bahwa suara mereka tidak akan membawa perubahan nyata, atau bahwa semua calon pemimpin sama saja.
Selain itu, kurangnya edukasi politik juga menjadi salah satu hambatan bagi Gen Z untuk benar-benar memahami proses politik dan hak-hak mereka sebagai pemilih.
Namun, dengan adanya kemajuan teknologi, keterlibatan Gen Z dalam politik lokal bisa lebih ditingkatkan.
Penggunaan platform digital untuk mengedukasi pemilih muda, mengadakan diskusi politik secara online, serta melibatkan mereka dalam proses pembuatan kebijakan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam Pilkada 2024.
6. Meningkatkan Partisipasi Gen Z di Pilkada 2024: Apa yang Bisa Dilakukan?
Untuk memastikan bahwa suara Gen Z terdengar di Pilkada 2024, ada beberapa langkah yang bisa diambil, baik oleh pemerintah, partai politik, maupun organisasi masyarakat:
- Edukasi Politik yang Lebih Interaktif: Edukasi politik tidak harus membosankan. Buatlah konten yang interaktif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari Gen Z. Misalnya, webinar, podcast, atau konten TikTok yang menjelaskan pentingnya partisipasi politik bisa menarik minat mereka.
- Pemanfaatan Teknologi dan Media Sosial: Kampanye politik harus beradaptasi dengan kebiasaan Gen Z yang aktif di media sosial. Partai politik dan calon pemimpin harus mulai memanfaatkan platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter untuk berkomunikasi dengan pemilih muda secara langsung.
- Pelibatan Gen Z dalam Proses Pengambilan Keputusan: Untuk meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan, penting bagi pemerintah daerah untuk melibatkan anak muda dalam proses pengambilan keputusan. Ini bisa berupa forum diskusi publik atau memberikan mereka peran dalam pengembangan kebijakan lokal.
- Memberikan Platform untuk Anak Muda: Gen Z ingin didengar. Memberikan mereka platform untuk menyampaikan ide-ide mereka, baik secara online maupun offline, akan meningkatkan rasa keterlibatan mereka dalam politik lokal.
7. Kekuatan yang Harus Diperhitungkan
Tidak bisa dipungkiri, Gen Z memiliki potensi besar untuk mengubah jalannya politik di Indonesia, terutama dalam Pilkada 2024.
Dengan populasi yang besar, pandangan yang progresif, serta keterlibatan mereka di media sosial, suara Gen Z bisa menjadi penentu dalam pemilihan kepala daerah.
Pilkada 2024 bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang bagaimana generasi muda, khususnya Gen Z, bisa ikut membentuk masa depan Indonesia.
Generasi ini menuntut pemimpin yang tidak hanya berbicara tentang perubahan, tetapi juga benar-benar melaksanakannya.
Saatnya Gen Z Mengambil Peran
Gen Z di Pilkada 2024 adalah kekuatan yang tidak bisa diabaikan.
Mereka membawa harapan baru, tuntutan yang berbeda, serta cara berpikir yang progresif.
Untuk calon pemimpin daerah, inilah saatnya untuk memahami apa yang diinginkan oleh generasi ini dan berusaha memenuhi ekspektasi mereka.
Dengan partisipasi aktif dari Gen Z, kita bisa berharap bahwa Pilkada 2024 akan menjadi titik balik dalam politik Indonesia, di mana anak muda tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pemain utama dalam menentukan masa depan bangsa.